Rabu, 11 Januari 2012

MENGIDENTIFIKASI TANAMAN HERBARIUM DI HUTAN PELA PARADO KABUPATEN BIMA


LAPORAN PKL
TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI

 
Tentang

MENGIDENTIFIKASI TANAMAN HERBARIUM
DI HUTAN PELA PARADO KABUPATEN BIMA


Dosen Pembimbing : MUH. NASIR, SP

OLEH :
KELOMPOK II KELAS E/V (LIMA)
Ketua                            :    1. KAMARUDDIN
Anggota                        :    2. NANDA RIZKI
                                                                       3. KHAERUNISSAH
                                                                       4. AINUSSHOLIHAH          
                                                                       5. NURAINI
                                                                       6. NURJANAH
                                                                      


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP-BIMA
TAHUN AKADEMIK 2011-2012
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang
Tanaman Herbarium (tanaman Obat) sebagai obat asli Indonesia, sudah ada sejak zaman nenek moyang kita (Nusantara) yaitu digunakan dalam upaya memelihara kesehatan dan mengobati penyakit, kemudian pengetahuan ini diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Pengetahuan tentang tanaman obat dari luar seperti india, China terdapat kemiripan dikarenakan letak geografis Nusantara di antara dua pusat kebudayan yaitu China dan India. Hubungan dagang dan penyebaran agama menjadi media penyaluran pengetahuan tentang tanaman obat. Sejak zaman kerajaan di Nusantara dari mulai Kutai Kartanegara, Sriwijaya, Majapahit sampai pada Kesultanan Mataram dan zaman VOC obat yang digunakan nenek moyang bangsa kita adalah tanaman obat. Pelajaran tentang obat modern di Indonesia berawal ketika didirikan Sekolah Dokter Djawa (STOVIA) tahun 1904 di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter dilingkungan mereka, pada zaman itu dimulai pelajaran tentang obat-obatan moderen dengan pendekatan kimiawi, sehingga pada saat itu pengobatan tradisionil mulai sedikit terlupakan. (http://indonesian-herbal.blogspot.com/2008/11/tanaman-obat-indonesia-untuk-pengobatan.html)

Oleh karena itu menyadari akan pentingnya manfaat dan khasiat dari tanaman herbarium (tanaman obat) tersebut, maka dilaksanakan praktikum lapangan taksnomi tumbuhan tingkat tinggi guna mengidentifkasi beberapa tanaman herbarium yang ada di Hutan Pela Parado Kab. Bima, sebagai bahan Studi Taksonomi Tanaman di Kampus STKP-Bima.


B.       Kegiatan Praktikum
Praktikum lapangan taksnonomi tumbuhan tinggi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tanaman herbarium sebagai objek yang diamati , baik nama lokal maupun khasiat atau kegunaannya.

C.      Tujuan Praktikum
 Berdasarkan latarbelakang permasalahan dan kegiatan praktikum diatas, maka tujuan dari praktikum Lapangan Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi  ini adalah :
a.         Mengidentifikasi tanaman  herbarium yang ada dilokasi penelitian
b.         Melakukan pengklasifikasian terhadap tanaman herbarium yang ditemukan
c.         Menjelaskan nama lokal serta manfaat dari tanaman herbarium yang ditemukan dilokasi penelitian.
d.        Mengambil beberapa spesies untuk diawetkan sebagai bahan Studi Taksonomi Tanaman di Kampus STKIP-Bima Program Studi Pendidikan Biologi.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam botani, herbarium  kadang-kadang dikenal dengan istilah herbar (English) adalah koleksi spesimen tanaman diawetkan. Spesimen ini mungkin seluruh tanaman atau bagian tanaman. ini biasanya akan berada dalam bentuk kering, dipasang pada selembar kertas, tetapi tergantung pada materi juga dapat disimpan dalam alkohol atau pengawet lainnya. Istilah yang sama sering digunakan dalam mikologi untuk menggambarkan koleksi setara dengan jamur diawetkan, atau dikenal sebagai sebuah fungarium.Istilah ini juga dapat merujuk pada bangunan di mana spesimen disimpan, atau lembaga ilmiah yang tidak hanya menyimpan tetapi meneliti ini spesimen. Spesimen yang di herbarium sering digunakan sebagai bahan referensi dalam menggambarkan takson tanaman, beberapa spesimen mungkin jenis.Xylarium adalah spesimen herbarium yang mengkhususkan diri dalam kayu. Sebuah hortorium (seperti di Liberty Hyde Bailey Hortorium) adalah salah satu yang mengkhususkan diri dalam spesimen pengawetan dan pembudidayaan tanaman.

A.      Pengawetan Spesimen
Untuk menjaga bentuk dan warna, tanaman dikumpulkan di lapangan tersebar rata pada lembar kertas dan dikeringkan, biasanya dalam menekan tanaman, antara tinta atau kertas penyerap. Spesimen, yang selanjutnya dipasang pada lembaran kertas putih kaku, diberi label dengan semua data penting, seperti tanggal dan tempat ditemukan, deskripsi tanaman, ketinggian, dan kondisi habitat khusus. Lembar ini kemudian ditempatkan dalam kasus pelindung. Sebagai pencegahan terhadap serangan serangga, tanaman ditekan dibekukan atau diracun dan kasusnya didesinfeksi.Kelompok-kelompok tertentu tanaman yang lembut, besar, atau tidak bisa menerima pengeringan dan pemasangan pada lembaran. Untuk tanaman ini, metode lain untuk persiapan dan penyimpanan dapat digunakan. Sebagai contoh, kerucut konifer dan daun palem dapat disimpan dalam kotak berlabel. Perwakilan bunga atau buah-buahan dapat diawetkan dalam formalin untuk mengawetkan struktur tiga dimensi mereka. Spesimen kecil, seperti lumut dan lumut lichen, sering dikeringkan dan dikemas dalam amplop kertas kecil.Tidak peduli metode pelestarian, informasi rinci di mana dan kapan tanaman itu dikumpulkan, habitat, warna (karena mungkin memudar dari waktu ke waktu), dan nama kolektor biasanya disertakan.

B.       Penggunaan
Herbarium sangat penting untuk studi taksonomi tanaman, studi tentang distribusi geografis, dan stabilisasi nomenklatur. Oleh karena itu diinginkan untuk menyertakan dalam spesimen sebanyak mungkin tanaman (misalnya, bunga, batang, daun, biji, dan buah). Linnaeus Herbarium ‘sekarang menjadi milik Linnean Society di Inggris.Spesimen disimpan di herbarium dapat digunakan untuk katalog atau mengidentifikasi flora daerah. Sebuah koleksi besar dari area tunggal digunakan dalam menulis panduan lapangan atau manual untuk membantu dalam identifikasi tanaman yang tumbuh di sana. Dengan spesimen yang tersedia, penulis panduan ini akan lebih memahami variabilitas dalam bentuk tanaman dan distribusi alam dimana tanaman tumbuh.Herbarium juga melestarikan catatan sejarah perubahan vegetasi dari waktu ke waktu. Dalam beberapa kasus, tanaman menjadi punah di satu wilayah, atau mungkin menjadi punah sama sekali. Dalam kasus tersebut, spesimen yang diawetkan di herbarium yang dapat mewakili catatan hanya distribusi asli pabrik. Lingkungan ilmuwan menggunakan data tersebut untuk melacak perubahan iklim dan dampak manusia.
Banyak jenis ilmuwan menggunakan herbarium untuk mengawetkan spesimen voucher; sampel representatif dari tanaman yang digunakan dalam studi tertentu untuk menunjukkan secara tepat sumber data mereka.  (http://simuzz.wordpress.com/2011/11/18/herbarium/ )

BAB III
TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN PKL

A.      Waktu dan Tempat
Berdasarkan keputusan bersama antara Dosen dan Mahasiswa, maka kegiatan Praktikum Lapangan Taksnomi Tumbuhan Tingkat Tinggi diputuskan untuk dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal        : Minggu, 25 Desember 2011
Lokasi                  : Hutan Pela Parado Kab.Bima
Waktu                  : 07.00-14.00 Wita
Dilaksanakan Praktikum Lapangan dari kelas E sampai kelas H Semester V (Lima) Program Studi Pendidikan Biologi STKIP-Bima, guna mengidentifikasi tanaman herbarium.

B.       Alat dan Bahan
1.      Alat :
-          Plastik Merah
-          Tali Rafiah
-          Kertas Label
-          Alat Tulis
-          Parang
-          Patok Kayu
2.      Bahan ;
-          Alkohol 95%
-          Air Panas
-          Isolasi bening
-          Kertas HVS


C.      Cara Kerja
-       Buat transek dengan ukuran 5x5 m dengan tali rafiah (khusus kelompok II)
-       Gunakan patok kayu lalu tarik tali rafiah sesuai dengan ukuran transek
-       Lakukan penjelajahan untuk mengidentifikasi tanaman yang diteliti
-       Specimen yang ditemukan dicatat dan diberi kertas label untuk memberikan informasi tanaman tersebut.
-       Identifikasi spesies tersebut  baik Klasifikasi, Khasiat serta Nama lokalnya

PENGAWETAN HERBARIUM
-       Tanaman atau spesiment yang ditemukan dilokasi penelitian, dimasukan dalam di air panas selama 1 menit
-       Oles dengan alcohol 95%
-       Tempelkan spesiment pada kertas HVS dan di isolasi.















BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan dilokasi (Hutan Pela Parado Kabupaten Bima) ada beberapa spesies tanaman herbarium yang ditemukan yakni : temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.), Asam Jawa (Tamarindus indica), dan Tapak  Liman (Elephantopus Scaber linn).

A.      Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB)
Nama Umum      : Temulawak (Indonesia)
Nama Lokal        : Tamulawa (Bima)
Nama Ilmiah       : Curcuma xanthorrhiza L.
 
1.        KLASIFIKASI
Kerajaan   : Plantae
Divisi        : Magnoliophyta
Upadivisi  : Angiospermae
Kelas        : Monocotyledonae
Ordo         : Zingiberales
Famili       : Zingiberaceae
Genus       : Curcuma
Spesies     : Curcuma xanthorrhiza L.

2.        DISKRIPSI TANAMAN         
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB) adalah tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Tanaman ini berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat salah satunya di Bima NTB.  Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis. Rimpang temulawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur. 

3.        Ciri-Ciri Morfologisnya
Tanaman ini berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m tetapi kurang dari 2m, merupakan metamorfosis dari daun tanaman. Berwarna hijau atau coklat gelap. Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna cokelat kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau gelap. Tiap batang mempunyai daun 2–9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31cm – 84cm dan lebar 10cm – 18cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43cm – 80cm, pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun agak panjang.
Sedangkan bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol yakni perbungaan lateral. tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9cm – 23cm dan lebar 4cm – 6cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8mm – 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25cm–2cm dan lebar 1cm, sedangkan daging rimpangnya berwarna jingga tua atau kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat dan rasanya pahit.
4.        Kandungan
Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).




5.        Manfaat atau Khasiat
Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung                 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba.
Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan. Di sisi lain, temu lawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti.

B.       Asam Jawa (Tamarindus indica)
Nama Umum                  : Asam Jawa (Indonesia)
Nama Lokal                    : Mangge (Bima)
Nama Ilmiah                   : Tamarindus indica L.
1.        Klasifikasi
Kerajaan   : Plantae
Divisi        :
Magnoliophyta
Kelas        :
Magnoliopsida
Ordo         :
Fabales
Famili       :
Fabaceae
Upafamili :
Caesalpinioideae
Bangsa     :
Detarieae
Genus       : Tamarindus
Spesies     : Tamarindus indica L.

2.        Deskripsi Tanaman
Asam Jawa (Tamarindus indica L.) biasanya tumbuh didaerah tropis dan termasuk tumbuhan berpolong. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Hampir di beberapa gunung di Daerah Bima, Asam Jawa bisa dijumpai.

3.        Ciri-Ciri Morfologisnya
Daun asam jawa bertangkai panjang, bentuk daunnya lonjong berujung agak bulat dan kecil-kecil. Pada musim kemarau daun asam berguguran dan bertunas kembali pada musim hujan. Pada saat inilah buah asam yang sudah tua dipunguti orang. Bunga asam berwarna kuning kemerahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan rasa khas asam. Buah polong ini terdiri atas daging buah dan biji, bijinya berjumlah 2 – 3 buah yang ketika masih muda buah asam dagingnya putih kehijauan, tapi kalau sudah tua dan matang berubah menjadi coklat kehitaman dan lunak.

4.        Kandungan
Buah asam ini mengandung senyawa kimia asam apel, asam sitrat, asam tartrat, asam malat dan bebagai vitamin terutama vitamin.

5.        Manfaat atau khasiatnya
-       Sebagai obat herbal Asama
-       Sebagai obat herbal Batuk kering
-       Sebagai obat Bisul
-       Sebagai obat Selesma atau sariawan
-       Sebagai obat herbal cacar air, eksim, gusi meradang, encok, reumatik, bengkak disengat lipan/lebah, gigitan ular berbisa, rambut rontok, sakit perut, alergi/biduren, dll.
C.      Tapak  Liman (Elephantopus Scaber linn).
Nama Umum   : Indonesia: (Tapak liman), Melayu (Tutup bumi), Pilipina (Dila-Dila)
Nama Lokal     : Tutup bumi, Tapak tangan, Balagaduk, Jukut cancang, Talpak tana.
Nama Latin      : Elephantopus Scaber linn.

1.        Klasifikasi
Kingdom              : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi         : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                    : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                    : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas             : Asteridae
Ordo                     : Asterales
Famili                   : Asteraceae
Genus                   : Elephantopus
Spesies                 : Elephantopus scaber L.

2.        Diskripsi Tanaman       
Merupakan golongan rumput-rumputan, bisa bertahan hidup lama, dengan akar yang cukup besar. Tanaman herbal ini banyak ditemukan didaerah dengan ketinggian sampai 1200 m diatas permukaan laut. Tanaman ini juga dapat ditemukan  dipadang rumput. Tanaman ini berbulu seperti pohon sikat. Di daerah Bima seperti Hutan Pela Parado banyak dijumpai tanaman ini.
3.        Ciri-Ciri Morfologisnya
-       Batang            :            berbentuk seperti garpu.
-       Daun              :            Biasanya berbaring ditanah, berwarna hijau tua, berseling dibawah, dan mengumpul seperti akar.
-       Daun akar     :            Berbentuk sudip, yang berada dipangkal seperti biji dan bergerigi.
-       Daun batang :            Jumlahnya termasuk sedikit.
-       Bunga             :            Bunga ini akan muncul ari jantung daun, berwarna ungu dan dalam gerombolan seperti tukal, dan diliputi oleh 3 lembar dan pelindung yang berbentuk seperti jantung. berbunga kaku.

4.        Kandungan        : Zat semacam glycosida.

5.        Manfaat dan khasiatnya
Manfaat dan khasiat tamanan ini untuk pengobatan kurang darah/Anemia, pengobatan cacar air, Pengobatan demam biasa, Pengobatan keputihan, Nyeri karena haid, dan Untuk Memperbesar payudara.

 
BAB V
KESIMPULAN

Tanaman Herbarium yang teridentifikasi berdasarkan transek 5x5m yang dibuat di Hutan Pela Parado Kabupaten Bima adalah  Temulawak (Tamulawa; nama lokal (Bima), dan nama latinya Curcuma xanthorrhiza ROXB.), Asam Jawa (Mangge; nama lokal (Bima), dan nama latinnya Tamarindus indica, serta Tapak  Liman ( Tutup Bumi; Nama lokal dan nama latinnya Elephantopus               Scaber linn.

 
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

http://baitulherbal.com/tanaman-herbal/tanaman-herbal-asam-jawa-dan-khasiatnya/ diposting pada tanggal 6 Juni 2011/ diakses, 28 Desember 2011 pada 19.17 wi
http://indonesian-herbal.blogspot.com/2008/11/tanaman-obat-indonesia-untuk-pengobatan.html / Posted by Esha Flora pada tanggal 11/16/2008/ diakses pada tanggal 28 Desember 2011 19.32 wita.
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_jawa / diakses, 28 Desember 2011 pada 22.05 wita oleh Yesorno Aradindo.
http://id.wikipedia.org/wiki/Temu_lawak  diakses pada tanggal 28 Desember 2011 pada 21.40 wita oleh Yesorno Aradindo.
http://jamu-herbal.com/nama-ilmiah-tumbuhan.html / Written on 17/08/2009 at 10:34 by admin / diakses, 28 Desember 2011 pada 19.51 wita.
http://rezabenedetto.blogspot.com/2011/02/temulawak.html / reza benedetto03:52
http://www.sith.itb.ac.id/herbarium/index.php?c=gallery&view=groupitem&gid=13 / Galeri Tumbuhan Spesimen Herbarium / Diposting 01/11/2011. 
http://www.plantamor.com/index.php?plant=1306 / Tanaman Herbarium / diposting pada tanggal 18 November 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar